Ketika mimpi berakhir sedih,
Aku terjaga diujung malam.
Seraut wajah terukir disudut mata,
Antara sisa,
Butir-butir air mata kesedihan.
Seketika jiwaku limbung,
Ragaku seakan mengawang,
Mengenang indahnya masa lalu
Dalam keremangan,
Kutatap seraut wajah dibingkai kaca,
Seraut wajah yang dulu,
Membuat tidurku tak pernah lena,
Seraut wajah yang dulu,
Membuat makanku tak pernah sempurna.
Kini,
Raut wajah itu,
Selalu bermain disetiap mimpi-mimpi malamku
Antara suka dan duka,
Antara tawa dan tangisku
April’08
Aku terjaga diujung malam.
Seraut wajah terukir disudut mata,
Antara sisa,
Butir-butir air mata kesedihan.
Seketika jiwaku limbung,
Ragaku seakan mengawang,
Mengenang indahnya masa lalu
Dalam keremangan,
Kutatap seraut wajah dibingkai kaca,
Seraut wajah yang dulu,
Membuat tidurku tak pernah lena,
Seraut wajah yang dulu,
Membuat makanku tak pernah sempurna.
Kini,
Raut wajah itu,
Selalu bermain disetiap mimpi-mimpi malamku
Antara suka dan duka,
Antara tawa dan tangisku
April’08



