Okt
27
e-one ashmara
suara saluang mengalun sendu
menemani sang bocah yang duduk termangu
menatap sedih puing reruntuhan
dimana dulu tempat ia berteduh

diantara reruntuhan itu
pernah terkubur kaku seorang ibu
ketika gempa mengguncang,
ibu yang dikasihi,
ibu yang satu-satunya sisa keluarga
sejak ayah pergi diusianya beranjak tiga tahun

dia yang sedang mengaji
ketika gempa mengubur sang bunda,
akhir dari perpisahan
tanpa pesan dan tanda kasih sang ibu

bathinnya menjerit
merintih dalam kesendirian,
sejak prahara itu,
ia tak mampu lagi menangis
air mata telah terkuras habis
hanya air mata bathin tak henti mengucur
bersama keringnya pusara bunda

malam berteman bintang dan embun
ketika siang bermandi keringat terbakar mentari,
tak ada tempat lagi tuk berteduh
tak ada sanak saudara lagi tuk mengadu

bencana itu telah berlalu
namun,
penderitaannya baru dimulai,
mampukah ia tuk menjalani kehidupan ini
tanpa kasih sayang
tanpa nasihat ?
hanya Tuhan yang mampu membimbing hidupnya
melalui hari-hari dalam kesendirian
~~chaz 05102009~~
Label: | edit post
0 Responses